Penghulu Landrat Kadipaten Purbalingga dan Imam Masjid Agung Purbalingga
KH HASAN BISRI mempunyai nama kecil Ki Abdul Manan, beliau menimba ilmu agama di berbagai pesantren di Jawa.
Kemudian diangkat sebagai Penghulu Landrat kadipaten Purbalingga sekaligus Imam besar masjid agung Purbalingga. Beliau Mempunyai rumah di Kauman, tepatnya disebelah kanan masjid agung Purbalingga ( sekarang menjadi tempat Bimbel Primagama). Beliau aktif mengajarkan ilmu agama di masjid masjid di Purbalingga.
KH Hasan Bisri (Abdul manan) menunaikan ibadah haji ke tanah suci pada masa penjajahan Belanda.
Pada awal tahun 1900 masehi, bersama rombongan calon haji dari Purbalingga berjalan kaki ke pelabuhan kapal yang akan mengantarkan ke tanah Suci. Dikisahkan dari putra bungsu beliau (Alm. Hadi Utomo), ketika melakukan perjalanan jalan kaki ke pelabuhan untuk menunaikan ibadah haji, terjadi hujan lebat dan rombongan haji berteduh dibawah pohon. kemudian Pohon besar tersebut di tersambar petir. Alhamdulillah semua jemaah haji selamat walaupun pohon mereka berteduh disambar petir.
Kisah KH Hasan Bisri Bertarung Dengan Jin
Dikisahkan oleh putra beliau, suatu hari KH Hasan Bisri mendapat serangan ghoib dari bangsa Jin yang merupakan penunggu sumber air di dekat Kadipaten purbalingga. Ketika mendapat serangan jin, tiba tiba KH hasan Bisri mengambil rebana dan membaca doa doa dan solawat sampai larut malam. Tidak biasanya beliau melakukan itu. Dikatakan, akibat pertarungan dengan bangsa Jin tersebut baju baliau hampir terbakar. Setelah dibacakan ayat ayat alqur'an akhirnya Jin tersebut menyerah dan masuk Islam. Kemudian jin tersebut mau membaca syahadat dan diberi nama "Thohirin" dan tidak boleh mengganggu manusia terutama anak cucu KH Hasan Bisri.
Penjajahan Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan
KH Hasan Bisri Mempunyai 9 anak. Pada masa penjajahan Jepang, putra bungsu KH hasan bisri yang bernama hadi Utomo bergabung dengan barisan HEIHO yang merupakan barisan tentara /polisi Jepang yang merekrut pemuda pemuda Indonesia. Pada awal kemerdekaan, mbah Hadi Utomo dan pasukan HEIHO purbalingga bergabung dengan barisan pejuang HISBULLAH. Pasukan ini ikut serta dalam berbagai pertempuran seperti perampasan senjata jepang di Banyumas dan Pertempuran Ambarawa yang di pimpin Jendral Sudirman. Jendral Sudirman merupakan pemuda berasal dari kec. Rembang - Purbalingga. Jendral Sudirman dikabarkan belajar ilmu silat Banjaran kepada Mbah Busro ( Banjar negara- pendiri pencak silat Tapak Suci Muhammadiyah). Mbah Busro merupakan keponakan dari KH Hasan Bisri ( Anak dari Kyai Syuhada) Pasukan Jendral Sudirman yang berasal dari Purbalingga dikatakan jalan kaki sampai ke Ambarawa dan bertempur di daerah Kaliwungu.
Mbah Hadi Oetomo Bin Hasan Bisri tercatat sebagai anggota Veteran Pejuang Kemerderkaan RI seperti tertulis dalam Website Veteran cabang kota Purbalingga:
DAFTAR NAMA VETERAN RI
MARKAS CABANG LVRI KAB. PURBALINGGA
BERDASARKAN SKEP DANA KEHORMATAN TH. 2008 - 2012
NO. NAMA NPV SKEP GELHORVET SKEP DAHOR ALAMAT
1 Achmad Noer 10.084.443 SKEP/1123 / M / XII / 2005 SKEP/70/X/2008 Ds. Karanglewas
30-12-2005 22-10-2008 Kec Kutosari
Kab Purbalingga
2 Hadioetomo 10.007.460 SKEP/956/VIII/1981 Ds Sinduraja
15-08-1981 Kec Kaligondang
Kab Purbalingga
https://www.veteranri.go.id/index.php/kekuatan/detail/14/337
Pakaian Adat Jawa dan Keris
Dikisahkan, Kadipaten Purbalinggapada masa sebelum penjajahan belanda secara administrasi berada dibawah Kasunanan Surakarta. Pada acara-acara formal masih menggunakan pakaian adat Jawa lengkap dengan Keris. KH Hasan Bisri meskipun sebagai Ulama juga menyimpan senjata Keris dirumahnya seperti yang diceritakan putra beliau (Alm. Hadi Utomo).
Wafat dan Makam Beliau
KH Hasan Bisri di makamkan di Pemakaman keluarga Bupati Purbalingga di pemakaman Arsantaka - Belakang Kadipaten Purbalingga.